Selasa, 10 Juni 2008

Lagi-lagi, Kausalitas!*

"Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (QS. 17:85)

Manusia boleh beranggapan bahwa ia telah menemukan kebenaran di dunia. Namun ia tidak boleh mengklaim bahwa kebenaran yang ia peroleh adalah mutlak, termasuk pemahaman tentang fenomena alam pada suatu ketika.

Secara sadar dapat dipahami bahwa keluasan alam semesta yang sangat luar biasa tidaklah mungkin bisa dipahami selama masa hidupnya yang pendek. Bahkan di luar alam semesta ada yang lebih dahsyat dari eksistensi (keberadaan) semesta baik yang terlihat atau yang tidak terlihat, dan Dia adalah Pencipta dan Penjaganya. Kebenaran ini tidak terlihat oleh mata manusia dan tidak dapat disadari oleh kearifan manusia saja.

Manusia memahami alam sebagai suatu sistem yang saling terkait, berhubungan, saling mempengaruhi dan memberikan hukum sebab-akibat yang terstruktur dengan baik. Maka manusia bertanggung-jawab untuk menjaga keseimbangan alam agar terhindar dari kerusakan alam yang membahayakan eksistensi kehidupan mahluk. Kerusakan di bumi bagian utara sekalipun, suatu saat akan dirasakan pula di bumi bagian selatan. Karena alam memerlukan keseimbangan material yang apabila sebagian darinya terusik maka bagian yang lain akan memberikan reaksi yang seringkali sangat merugikan.

Kausalitas umum itu berlaku di dunia, suatu tempat yang kita diami pada masa ini, sebelum kiamat. Prinsip kausalitas (sebab-akibat) menyatakan bahwa setiap kejadian memerlukan sebab. Prinsip ini setidaknya mempunyai 2 akibat penting:

a. Prinsip Determinisme: setiap sebab memerlukan suatu akibat, dan tanpa sebab tidak mungkin terjadi suatu akibat.

a. Prinsip Keseragaman Alam: sebab-sebab yang sama diikuti akibat-akibat yang sama.

Dua akibat ini tidak dapat dipisahkan dari prinsip kausalitas umum, dan suatu pelanggaran terhadapnya akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kausalitas umum.

Al-Qur'an banyak berbicara tentang pola-pola (sunnah-sunnah) Allah yang tidak berubah di dalam alam semesta, beberapa diantaranya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubahnya sendiri…" (QS. 13:11)

"….adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya. Adapun yang bermanfaat bagi manusia, maka ia tetap di bumi…" (QS. 13:17)

"Matahari dan bulan itu mengikuti perhitungan." (QS. 55:5)

"….dan segala sesuatu di sisi-Nya ada ukurannya." (QS. 13:8)

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa hukum-hukum pasti dan tertentu mengatur alam semsta ini. Bagaimanapun, hanya bermakna jika prinsip kausalitas umum itu benar. Dalam hal semacam ini, setiap kejadian berlangsung pada tempatnya yang sudah pasti, yaitu setiap kejadian muncul di bawah kondisi-kondisi, pada waktu dan tempat yang sudah pasti. Ini tidak berarti bahwa kejadian itu bebas dari kehendak dan aturan Yang Maha kuasa, tetapi bahwa di dalam sistem ini, segala sesuatu itu terlaksana oleh kehendak Tuhan, akan tetapi lewat saluran khusus.

Hukum-hukum penciptaan tidak mengalah pada kekecualian-kekecualian; keajaiban-keajaiban juga bukan kejadian-kejadian eksepsional (pengecualian) dalam hukum-hukum penciptaan. Jika kita melihat perubahan-perubahan tertentu di dalam pola-pola alam, maka itu karena terlibatnya pola-pola atau hukum-hukum yang lain, yang juga memiliki keabsahan umum di bawah kondisi-kondisi khususnya sendiri. Yaitu, satu hukum tidak berubah tanpa akibat hukum yang lain. Di alam raya, seluruh hukum-hukum, kejadian-kejadian dan pola-pola berlaku tanpa kekecualian. Jika manusia yang sudah mati itu hidup kembali itu tidak berarti menentang sunnah ilahiyyah atau hukum alam. Masalahnya adalah bahwa manusia tidak mengetahui seluruh pola-pola dan hukum alam, dan apa yang ia ketahui sebagai hukum, dalam banyak kasus memiliki penampakkan sebagai suatu hukum, dan dalam banyak kasus bukanlah hukum yang sebenarnya. Manusia hanya mampu melihat yang zhawaahir (tampak), sedangkan Allah mampu melihat yang saraair (rahasia, tidak tampak). Bukankah demikian?

*Luqman Hakim

Biro Judul Karya Tulis Ilmiah Bahasa Arab MAK Hasyim Asy'ari Bangsri

Aktif di forum diskusi warga peduli pendidikan "Njagong Maton" se-

the_biks@plasa.com



Tidak ada komentar: